Senin, 28 Januari 2013

Goes To Pacet, Cangar dan rumahnya Fendik :D

hahah, okeoke.
ini kisah perjalanan ku sama My Best Friend Forever Never Ever be A part :D hahah
namanya Hendra Irawan. temen sebangku dari Kelas X - XII IPA SMA
kereeen :D
naah, kmaren pas waktu hari rabu tanggal 23 jan kita nyangkruk bareng. laah seperti kebiasaan tiap malem kita, yaitu nyangkruk diwarkop langganan kita. hahah
tapi apes banget, waktu mau perjalanan ke warkopnya, eh malah banku bocor -_____-
akhirnya setelah ditambal, langsung cus warkop, trus ngobrol2 sampe akhire tiba2 hendra malah ngajakin ke pacet. buseeet . . duit nipis nih -_____- hahah. tapi ga apalah, bonek kok wedi duek nipis -_- nekat reek . .
setelah nyangkruk sampek jam 3 ditemani dengan banyolan khas, sampek bosok pokoke :D akhirnya kita pulang. dan hendra akhirnya tidur dirumah ane.
dan waktu udah nunjukin jam 6, dan hendra segera pulang dan siaap2 buat ke perjalanan ke pacet.
akhirnya dengan motor Vega ZR nya hendra, kita cus pergi ke pacet.
abis mbulet2 ga jelas, akhirnya kita main ke sungai yang ada diatasnya pacet. hahah
lumayan, ada sumber belerangnya jugak. jadi ada air angetnya :D
nih oleh2 nya :D

abis main dipacet eh ternyata ada kabut tebal dan ga lama kemudian dateng ujan -_______-
terpaksa harus nungguin ditempat orang jualan tape. hahah :D

abis ujan reda, langsung cus naek ke cangar. hahah
keren banget pemandangannya disana :D
---------------------------------------------------------------------
setelah abis turun ke cangar, langsung ke rumahe sahabatku dari SMA satunya jugak, yaitu Fatkhul Efendi. rumahe ada di jalan kedung kuali Gg.5 gatau nommernya. letanknya di kota mojokerto. hahah
setelah nyampek, langsung deh melepas kerinduan. bla bla blaaaa . . .
dan akhirnya aku mintak pendik buat motongin rambutkku. mumpung grates. hahah :D
setelah abis rambut dipotongin. keliatin rada ganteng nih. kece beudtz neuh daah . . :D
hahah
abis  itu langsung deh cus nyarik makan.
daaaan . . setelah jalan sekitar 2 km an. akhirnya ketemu rumahmakan yang ada di daerah sekitar benteng pancasila -____________-
jauh beeeeehh -_______________-

----------------------------------------------------------------

abis makan, eh anak2 malah ngajakin lewat rel kereta api. tak apalah buat nostalgia masa keemasan dulu waktu SMA. hahah


wes wes wes . . ojok akeh2. hahah

langsung cus pulang.
ehh, baru nyampek kedundung udah ujan -_____________-
akhirnya sepanjang perjalanan kita makek jas ujan. alhamdulillah pas nyampek krian udah rada mendingan ujannya dan pulang kerumah dengan keadaan selamat

horeeeeeeeeeeee :D

alhamdulillah :D

Senin, 07 Januari 2013


Menurut William F. Ogburn, perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun yang immaterial dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur-unsur materiil, (Malihah, 101).
Kebudayaan materiil adalah sumber utama kemajuan. Aspek kebudayaan non-materiil harus menyesuaikan diri dengan perkembangan kebudayaan materiil, dan jurang pemisah antara keduanya akan menjadi masalah sosial. Menurut Ogburn, teknologi adalah mekanisme yang mendorong perubahan, manusia selamnaya berupaya memelihara dan meyesuaikan diri dengan alam yang senantiasa diperbaharui oleh teknologi, (Lauer, 1993: 224).

B.     Teori Materialis (Materialist Theory)
Ogburn memusatkan perhatian pada perkembangan teknologi dan ia menjadi terkenal karena mengembangkan ide mengenai ketertinggalan budaya dan penyesuaian tak terelakkan dari faktor-faktor kebudayaan terhadap teknologi.
“Teori ketertingalan kebudayaan” ini melibatkan dua variable yang telah menunjukkan penyeswuaian pada waktu tertentu. Tetapi karena penciptaan atau penemuan baru, salah satu variabel berubah lebih cepat daripada varuiabel lain. Dengan kata lain, bila laju perubahan bagian-bagian yang saling tergantung dari satu kebudayaan tidak sama, maka kita berhadapan dengan kondisi ketertinggalan kebudayaan, dan penyesuaian selanjutnya “kurang memuaskan” dengan tujuan yang dicapai mula-mula, (Lauer, 1993: 209).
Ketidakmampuan menyesuaikan diri yang dikemukakan Ogburn ini berakibat bagi kualitas hidup manusia. Ia menyatakan ada dua jenis penyesuaian sosial. Pertama, penyesuaian antara berbagai bagian kebudayaan. Kedua, enyesuaian antara kebudayaan dan manusia. Masalah penyesuaian manusia terlihat dalam berbagai jenis ketegangan dan perampasan hak, kejahata, pelacuran, dan berbagai masalah sosial lain yang merupakan tanda-tanda ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial, (Lauer, 1993: 210).
Teori Materialis yang disampaikan oleh William F. Ogburn pada intinya mengemukakan bahwa:
1.      Penyebab dari perubahan adalah adanya ketidakpuasan masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku pada masa yang mempengaruhi pribadi mereka.
2.      Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat hubungan yang berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain  masih dalam keadaan tetap (statis). Hal ini juga disebut dengan istilah cultural lag, ketertinggalan menjadikan kesenjangan antar unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan yang berubah lambat. Kesenjangan ini akan menyebabkan kejutan sosial pada masyarakat. Ketertinggalan budaya menggambarkan bagaimana beberapa unsur kebudayaan tertinggal di belakang perubahan yang bersumber pada penciptaan, penemuan dan difusi. Teknologi, menurut Ogburn, berubah terlebih dahulu, sedangkan kebudayaan berubah paling akhir. Dengan kata lain kita berusaha mengjar teknologi yang terus menerus berubah dengan mengadaptasi adat dan cara hidup kita untuk memenuhi kebutuhan teknologi. Teknologi menyebabkan terjadinya perubahan sosial cepat yang sekarang melanda dunia.
3.      Perubahan teknologi akan lebih cepat dibanding dengan perubahan pada perubahan budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh karena itu, perubahan seringkali menghasilkan kejutan sosial yang yang apada gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku baru, meskipun terjadi konflik dengan nilai-nilai tradisional.

C.      Cara Teknologi Mengubah Kebudayaan
William F. Ogburn mengusulkan suatu pandangan mengenai perubahan sosial yang didasarkan pada teknologi. Menurutnya teknologi mengubah masyarakat melalui 5 proses, yaitu:
1.      Penciptaan (Invensi)
Ogbun mendefinisikan penciptaan sebagai suatu kombinasi unsure dan bahan yang ada untuk membentuk unsure dan bahan yang baru. Kita biasanya hanya memikirkan penciptaan sebagai suatu yang bersifat meteriil seperti computer, namun ada juga yang disebut dengan penciptaan sosial, contoh kapitalisme, birokrasi, korporasi, dll. Sebagaimana telah kita lihat, penciptaan sosial dapat memberikan konsekuensi besar terhadap hubungan dengan orang lain, (Henslin, 2006: 223).
2.      Penemuan (Discovery)
Obgurn mengidentifikasikan penemuan sebagai suatu cara baru melihat kenyataan, sebagai suatu proses perubahan kedua. Kenyataannya sendiri sudah ada, tetapi orang baru melihatnya tetapi orang baru melihatnya untuk pertama kali. Salah satu contohnya adalah penemuan Amerika Utara oleh Columbus, yang membawa konsekuensi besar sehingga mengubah perjalanan sejarah manusia. Contoh ini mengilustrasikan pula suatu prinsip lain, yaitu penemuan hanya akan menciptakan perubahan yang besar apabila muncul pada waktu yang tepat. Kelompok lain, seperti orang Viking, sebelumnya telah menemukan Amerika dalam arti bahwa mereka mengetahui adanya suatu daratan lain, namun pemukiman Viking di Amerika Utara lenyap dalam sejarah dan kebudayaan Norse idak tersentuh oleh penemuan tersebut, (Henslin, 2006: 223).
3.      Difusi (Diffusion)
Ogburn menekankan bahwa difusi penyebaran suatu penciptaan dan penemuan dari suatu wilayah ke wilayah lain, dapat berakibat besar pada kehidupan orang. Contoh: ketika para misionaris memperkenalkan kapak baja kepada orang Aborigin di Australia, hal tersebut mengguncanmgkan seluruh masyarakat Aborigin. Sebelumnya, para lelaki memiliki kendali atas pembuatan kapak, dan mewariskanyya turun temurun dari bapak ke anak. Perempuan harus meminta izin kepada laki-laki untuk dapat menggunakan kapak. Ketika kapak baja menjadi lazim, perempuan pun juga memiliknya, dan para lelaki kehilangan status dan kekuasaan, (dikutip dari Sharp 1995, dalam Henslin, 2006: 223).
Difusi juga mencakup pula penyebaran ide. Sebagaimana ide kewarganegaraan mengubah struktur politik di seluruh dunia. Ide tersebut menggusur raja sebagai sumber otoritas yang tidak dapat digugat. Konsep kesetaraan gender sekarang sedang dikumandangkan di seluruh dunia. Meskipun konsep kesetaraan gender dianggap lazim di beberapa bagian dunia, ide bahwa penolakan hak seseorang atas dasar jenis kelamin adalah suatu tindakan keliru masih merupakan suatu ide yang revolusioner di beberapa kebudayaan.
4.    Akumulasi
Akumulasi dihasilkan dari lebih banyaknya unsur baru yang ditambahkan kepada satu kebudayaan dibanding dengan unsur-unsur lama yang lenyap dari kebudayaan bersangkutan, (Lauer, 1993: 210).
5.    Penyesuaian
Penyesuaian mengacu pada masalah yang timbul dari saling ketergantungan seluruh aspek kebudayaan. Sebagai contoh, penemuan di bidang ekonomi tanpa terelakkan akan mempengaruhi pemerintah menurut cara tertentu, pemerintah terpaksa menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapkan oleh perubahan ekonomi. Atau teknologi baru akan mempunyai dampak terhadap keluarga, memaksa keluarga menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, meskipun penemuan teknologi berkaitan langsung dengan keluarga, (Lauer, 1993: 210).