Perjalanan
Perjuangan Pemuda Indonesia
Kelahiran sumpah pemuda
sendiri tidak terlepas dari sejarah panjang bangsa dan rakyat Indonesia dalam
melawan kekuasaan kolonial Belanda ratusan tahun lamanya. Tempaan-tempaan perjuangan rakyat Indonesia yang panjang
dan keras dengan taruhan darah dan nyawa
rakyat sepanjang ratusan tahun lamanya tersebut. Perjuangan rakyat Indonesia
untuk menghilangkan rantai penindasan kolonialisme Belanda telah menjadi
pelajaran tersendiri untuk melakukan sebuah perjuangan pembebasan nasional yang
lebih baik. Ini ditandai dengan lahirnya kesadaran berorganisasi dan melakukan
aksi-aksi perjuangan yang lebih maju dan terorganisasikan mulai dari pemogokan
sampai perjuangan rakyat bersenjata.
Kemudian memasuki abad
20an, terjadi perubahan besar dalam perjuangan rakyat Indonesia, dengan mulai
munculnya semangat kemerdekaan sebagai sebuah bangsa dan lahirnya organisasi-organisasi
modern (ormas dan partai politk) sebagai alat perjuangan rakyat. Gerakan ini
banyak dimotori oleh kaum muda terpelajar. Ketika itu banyak kalangan pemuda
dari golongan priyayi yang menempuh kuliah di perguruan tinggi seperti STOVIA,
IHS, bahkan ke luar ngeri . Kaum pemuda terpejalar ketika itu kemudian banyak
mempelajari teori-teori dari negeri-negeri barat. Mereka mempelajari tentang
berbagai perjuangan rakyat di berbagai negeri untuk mendapatkan kemerdekaannya
seperti revolusi prancis, ataupun tentang revolusi industri, teori-teori marxis
dan juga situasi tentang perkembangan internasional seperti revolusi besar
Oktober 1917 di Rusia. Hal ini telah memberikan inspirasi tersendiri bagi
mereka untuk menuangkan ide-ide akan perubahan dalam kenyataan kehidupan rakyat
dan bangsa Indonesia di bawah penindasan kaum kolonial Belanda.Selain itu, hal
penting yang disadari bahwa kelahiran organisasi-organisasi modern yang
dimotori kalangan pemuda pelajar, juga tidak terlepas dari mulai bangkitnya
perjuangan klas buruh di Indonesia. Dalam tahun 1905, lahir organisasi buruh
kereta api Staats Spoorwegen (SS) Bond. Pada tahun 1908, didirikan VSTP
(Vereniging van Spoor–en Tram Personeel) yang didirikan tahun 1908. Tulang
punggungnya adalah kaum buruh kereta api NIS (Nederlands Indische
Spoorwegenmaatschappij).
Sesudah berdirinya
VSTP, muncullah organisasi pertama dari kaum intelektual Indonesia, yaitu Budi
Utomo tahun 1908. Pendorong utamanya adalah seorang dokter, Wahidin
Sudirohusodo. Tujuannya ikut membantu ke
arah perkembangan yang harmonis dari negeri dan rakyat Jawa dan Madura. Untuk
tujuan itu, Budi Utomo akan menggunakan cara-cara yang diijinkan oleh
undang-undang dan akan memberikan
bantuan pada usaha-usaha yang arahnya sama. Budi Utomo tidak berkembang di
kalangan massa rakyat. Keanggotaannya terbatas pada kaum lapisan atas
masyarakat. Itu sebabnya mengapa Budi Utomo dalam kehidupan politik Indonesia
tidak memegang peranan penting. Dalam perkembangan selanjutnya organisasi kaum
intelektual dan ningrat ini ketinggalan di belakang.
Kemudian tumbuhlah
berbagai organisasi massa dan partai politik. Tahun 1916, didirikan PPPB
(Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputra) di Yogyakarta. Tahun 1917, muncul
Kweekschoolbond (Persatuan Guru keluaran Kweekschool/sekolah guru) di
Yogyakarta. Tahun 1920 muncul PGB (Perserikatan Guru Bantu) berpusat di Solo.
Di kalangan kaum buruh gula lahir PFB (Personeel Fabrieks Bond) di Yogyakarta,
tahun 1920. Kaum buruh pekerjaan umum mendirikan VIPBOW (Vereniging van
Inlandse Personeel Burgelijke Openbare Werken) di Mojokerto. Tahun 1919, buruh
pelabuhan mendirikan HAB (Haven Arbeiders Bond) berpusat di Semarang. Buruh
percetakan mendirikan SPP (Serekat Pegawai Percetakan) tahun 1920, berpusat di
Semarang. Juga didirikan SPPH (Serekat Pegawai Pelikan Hindia) yang berpusat di
Semarang. Didirikan juga PPDH (Perserikatan Pegawai Dinas Hutan) tahun 1920 dan
berpusat di Purwokerto. Pada tahun 1919, telah berdiri vaksentral buruh bernama
Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB). Di awal tahun 1918, lahir Perhimpunan
Kaum Buruh dan Tani (PKBT) yang kemudian dipecah menjadi dua. Menjadi
Perserikatan kaum Tani (PKT), di samping Perserikatan Kaum Buruh Onderneming
(PKBO) di daerah-daerah pabrik gula.
Sementara itu
organisasi gerakan pemuda sendiri diawali dengan lahirnya Trikoro Darmo (Tiga
Tujuan Mulya) atas prakarsa Budi Utomo pada Maret 1915 di Jakarta. Tujuan
organisasi ini adalah mempersatukan pemuda untuk tugas di kemudian hari sebagai
patriot. Aktivitas yang dilakukan oleh Trikoro Darmo hanya terbatas pada
pemuda-pemuda Jawa, organisasi ini tidak bisa berkembang baik dan menarik
pemuda dari suku bangsa-suku bangsa lain karena tebalnya provinsialisme
(semangat kedaerahan) ketika itu. Sekalipun demikian, kemajuan jaman terus
mendorong gerakan pemuda ke arah yang lebih tinggi, sekalipun jalannya tidak
begitu lancar.
Usaha mempersatukan
pemuda Jawa, Sunda dan Madura senantiasa dijadikan acara pokok dalam kongres
Trikoro Darmo. Dalam kongres tahun 1918, Trikoro Darmo dirubah menjadi Jong
Java untuk lebih berhasil dalam memperluas sayap. Tetapi itupun tidak mencapai
hasil. Persatuan baru tercapai sesudah melewati proses yang agak panjang dan
berliku-liku. Lahirnya Jong Java merangsang pemuda suku bangsa-suku bangsa lain
untuk mendirikan perkumpulan mereka sendiri. Di Sumatra lahir Jong Sumatranen
Bond, di Maluku muncul Jong Ambon, di Sulawesi utara Jong Minahasa, di daerah
Batak Jong Batak dls. Baru pada tahun 1926 oleh berbagai organisasi pemuda itu
dilangsungkan kongres bersama di Jakarta, yaitu Eerste Indonesisch Jeugd
Congres dengan maksud untuk mengabdikan gerakan pemuda pada cita-cita persatuan
Indonesia. Tetapi baru dalam tahun 1930 cita-cita persatuan itu dapat
diwujudkan.
Selanjutnya,
bermunculanlah berbagai partai-partai politik yang kemudian berperan sebagai
alat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia . Salah satu organisasi
modern terbesar yang pernah ada dan cukup ditakuti oleh pemerintah kolonial,
yaitu Serikat Islam (berdiri tahun 1911 dengan nama awal Sarekat Dagang Islam).
Awalnya diinisiasi oleh seorang lulusan Stovia bernama Raden Mas Tirtoadisuryo
yang dalam perjalanannya (baca : Sarekat Islam) mampu menjadi corong bagi
kebangkitan gerakan rakyat di Indonesia. Pergerakan dan perjuangan ini terutama
yang dimotori SI Semarang. Kehadiran SI telah memberi inspirasi bagi lahirnya
organisasi-organisasi modern lainnya seperti Indische Partij 1912, Indische
Sociaal Democratische Vereniging (ISDV)
1914, Partai Nasional Indonesia (PNI) 1927 dan Perhimpunan Indonesia (PI) 1916
I Belanda.
Kebangkitan Perlawanan
Rakyat melawan kekuasaan kolonial Belanda, 1926-1927 dan meletusnya revolusi
besar Oktober 1917 di Rusia serta bangkitnya gerakan pembebasan nasional di
berbagai negeri, semakin membuka kesadaran kaum pemuda dan pemuda terpejalar
akan penting “kemerdekaan” bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Di zaman ini,
terkenal dengan istilah gerakan Non-Kooperasi melawan Belanda. Artinya, tidak
melakukan kerjasama sedikitpun dengan kaum kolonial Belanda.
Sejak tahun 1924, di
berbagai kota besar lahir lingkaran-lingkaran studi dari kaum intelektual yang
ingin memegang peranan dalam gerakan kemerdekaan Indonesia dan mendorong maju
gerakan itu. Berbagai lingkaran itu menggunakan nama ”Studieclub” dan
berkembang subur di kota-kota seperti Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang,
Bogor, Jakarta dan Bandung.
Dari beberapa
studieclub yang ada, yang paling menonjol adalah Algemeene Studieclub Bandung.
Begitu penting kedudukannya sampai-sampai H.Clijn dalam bukunya memberikan
sorotan khusus . Sutdieclub ini dalam perkembangannya menjadi Partai Nasional
Indonesia (PNI) dengan tokoh utamanya Ir. Soekarno (Bung Karno) yang dalam
perjalanan selanjutnya menjadi orang nomor satu di Republik ini sejak
Proklamasi RI, 17 Agusutsu 1945 dan terkenal dengan pledoi ini di pengadilan
Belanda “Indonesia Menggugat”.
Tahun 1928, semangat
berkobar-kobar pemuda Indonesia untuk mempersatukan berbagai organisasi mereka
dalam satu wadah. Tanggal 27-28 Oktober 1928, berhasil diselenggarakan kongres
pemuda ke II yang sangat bersejarah. Pemrakarsa kongres adalah Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres kali ini berhasil meletakkan
dasar-dasar persatuan tidak saja di kalangan pemuda dan gerakan kemerdekaan
nasional, tetapi juga dari seluruh nation Indonesia. Lahirlah sumpah pemuda
yang terkenal dengan semboyan ; “Kita pemuda Indonesia berbangsa satu, Bangsa
Indonesia. Kita pemuda Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia. Kita pemuda
Indonesia bertanah air satu, tanah air Indonesia.” Dalam kongres inilah,
pertama kali lagu kebangsaan “Indonesia Raya” diperkenalkan kepada seluruh
rakyat Indonesia, dipimpin langsung oleh komponisnya sendiri, Wage Rudolf
Supratman.
Segera sesudah lagu
“Indonesia Raya” mendengung di dalam Kongres Pemuda II, seluruh Indonesia
seperti terkena arus listrik untuk terus-menerus melakukan perjuangan melawan
penindasan kolonialisme Belanda. Dari mana-mana datang permintaan teks lagu
itu. Sesudah itu “Indonesia Raya” dinyanyikan pada setiap ada kesempatan.
Begitu antusias rakyat Indonesia menyambut lagu kebangsaannya, begitu ketakutan
pemerintah kolonial terhadapnya. Keluarlah putusan “Indonesia Raya” tidak boleh
dinyanyikan. Perlawanan pun timbul. Di mana-mana membanjir protes terhadap
larangan tersebut. Akhirnya pemerintah mundur. “Indonesia Raya” boleh
dinyanyikan asal teksnya dirubah. Ternyata yang ditakuti adalah perkataan
“merdeka”. Itulah sebabnya mengapa lagu kebangsaan yang semula diberi nama
“Indonesia Merdeka” dirubah menjadi “Indonesia Raya”. Permulaan refrein
“Indonesia, Indonesia, Merdeka, Merdeka” lalu dirubah menjadi “Indonesia Raya,
Mulia, Mulia”. Sekeluarnya Soekarno dari penjara Sukamiskin, teks dirubah lagi
menjadi bentuk yang sekarang ini.
Cita-cita penyatuan
berbagai organisasi pemuda terlaksana pada Desember 1930. Pada saat itu, berbagai
organisasi pemuda (kecuali yang berdasarkan agama) meleburkan diri dalam satu
organisasi dengan nama Indonesia Muda. Bagian putrinya diberi nama Kaputrian
Indonesia Muda. Di antara yang meleburkan diri dalam Indonesia Muda terdapat
Jong Java yang sebelumnya bernama Trikoro Dharmo. Dalam paruh pertama tahun
30-an, muncul organisasi pemuda lainnya yang menyatakan dirinya golongan
non-intelektual, yaitu “Persatuan Pemuda Revolusioner Indonesia (PERPRI)” dan
Suluh pemuda Indonesia (SPI). Dalam tahun 1935, pemerintah Hindia Belanda
mengadakan penggeledahan di rumah-rumah pimpinan PERPRI, disusul oleh
penangkapan dan penahanan. Di Yogya beberapa di antara mereka di ajukan ke
depan meja hijau dan dijatuhi hukuman penjara rata-rata selama 1 tahun. PERPRI dikenakan
peraturan larangan bersidang. Ini berarti organisasi pemuda tersebut dibunuh
secara pelan-pelan.
Setelah itu kaum pemuda
banyak mengambil peran aktif dalam gerakan bawah tanah melawan penjajahan kaum
imperialis-kolonialis Jepang dan mempertahankan kemerdekaan RI atau Revolusi
Agustus ’45. Akan tetapi, perjuangan tanpa henti yang dilakukan oleh rakyat
Indonesia sejak berates-ratus tahun. Akhirnya dikhianati oleh borjuasi
komprador Hatta-Sjahrir dalam Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda
1949. Dalam kesepakatan atau diplomasi ala borjuasi kompardor tersebut yang
yang diketahui oleh khalyak umum. Pertama, kita Indonesia wajib mengganti
kerugian perang kepada Belanda sebesar 178.000.000.000 Gulden. Kedua, menunggu
hingga tahun 1960 untuk memerdekakan Papua dari belenggu kolonialisme Belanda.
Ketiga, memaksa para tentara rakyat untuk tidak mendekati garis Van Mook
(beberapa daerah yang masih di kooptasi oleh Belanda). Keempat, menghentikan
nasionalisasi aset-aset milik Belanda.
Akhirnya membubarkan
beberapa upaya konsolidasi kaum muda secara nasional yang ketika itu tergabung
dalam Badan Kongres Pemuda Rebulik Indonesia (BKPRI) dan peranan laskar pemuda
yang aktif dalam perjuangan revolusioner melawan kaum kolonial Belanda dan
Sekutu dalam melawan upaya rekolonialisasi dan penghapusan kekuasan feudal di
dalam negeri, sekaligus menandai masa setengah jajahan dan setengah foedal di
Indonesia.
Pelajaran penting dari
sejarah singkat ini adalah, bahwa lahirnya Sumpah Pemuda tidak terlepas dari
bangkitnya perlawanan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda, baik
diawali dengan terbentuknya SS Bond hingga VSTP dan bangkitnya perjuangan
Rakyat Indonesia dibeberapa daerah (Jawa dan Sumatra) di Indonesia dalam
pemberontakan tahun 1926-27 melawan kekuasaan kaum Kolonial Belanda. Di sisi
yang lain, telah lahir satu kemenangan besar perjuangan klas buruh di Rusia
tahun 1917 yang telah menjadi inspirasi tersendiri bagi kaum muda Indonesia
untuk menentang kolonialisme. Karena Revolusi Besar Oktober 1917, telah membuka
babak baru perjuangan rakyat di seluruh dunia dalam menentang dunia yang telah
memasuki fase dominasi penindasan dan penghisapan imperialisme (tingkat
tertinggi dari kapitalisme). Pelajaran penting lainnya, yang patut dicatat
adalah pemuda ketika itu (sejak kebangkitan nasional hingga revolusi Agustus
45) mencurahkan sepenuhnya tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada rakyat
untuk mewujudkan Indonesia sebagai rakyat dan bangsa yang merdeka dari belenggu
kolonialisme.